Kitab I dan II Tesalonika



SURAT I dan II TESALONIKA
I.                   Pembahasan
Kota Tesalonika ini didirikan sekitar tahun 315 SM oleh Cassender.  Kota ini adalah sebuah kota yang merdeka, dengan pejabat-pejabatnya yang disebut politarkh, kota pelabuhan, pusat perniagaan, dan ibu kota provinsi.[1] Pada zaman Paulus, Tesalonika adalah propinsi Makeddonia.Karena letaknya pada teluk yang indah merupakan pusat perniagaan dan pemerintahan. Penduduknya kira-kira 100.000 jiwa .
Mayoritas dari penduduk itu adalah dari bangsa Yunani atau Romawi yang bukan Yahudi, tetapi di pusat inipun banyak orang Yahudi yang berkumpul.[2] Kelompok masyarakat Yahudi di Tesalonika mempunyai sebuah rumah ibadat (sinagoge) dimana Paulus mengajarkan Injil selama tiga minggu.[3]
1.1  Surat I Tesalonika
1.1.1        Latar Belakang Surat I Tesalonika
Orang-orang Kristen di Tesalonika telah begitu baik memenuhi tanggung jawabnya. ( Tes 1:1-10) Tetapi ada beberapa masalah di dalam jemaat yaitu adanya serangan oleh orang-orang Yahudi, adanya kasus percabulan, kegagalan menghormati pemimpin-pemimpin jemaat, dan perasaan ingin tahu bagaimana keadaan orang kristen yang meninggal. [4]
Melihat keadaan ini Paulus menulis guna memberikan mereka semangat menghadapi kesulitan-kesulitan serta bimbingan langsung mengenai masalah-masalah khusus yang ada di Tesalonika ini. Sehingga surat ini tersimpan dalam perjanjian baru sebagai surat 1 Tesalonika.[5]
1.1.2        Penulis, Tempat, dan Waktu Penulisan
Surat ini ditulis tidak lama sesudah Paulus berada di Akhaya pada perjalanan kedua.[6] Surat ini ditulis atas nama Paulus, Silwanus, dan Timotius. Tetapi yang menulis sesungguhnya ialah Paulus, kendati digabungkannya kedua teman-temannya itu dengan dirinya, yang baru turut dengan dia dalam pekerjaan penginjilan di Tesalonika.[7] Surat ini diyakini ditulis kira-kira tahun 52.[8]
1.1.3        Tujuan Penulisan
Awalnya, Timotius dan Silwanus (Silas) membawa berita dari jemaat di Tesalonika (1:3-6) mengenai kemajuan di Tesalonika. Jemaat di Tesalonika setia dalam iman mereka, walaupun mereka mengalami banyak penderitaan (2:14). Namun, masih ada kelemahan dari kehidupan mereka yang lama. Tetapi maksud Paulus yang utama ialah untuk mengoreksi salah paham mereka mengenai kedatangan Tuhan yang kedua kalinya (4:13-18).
Mereka kira bahwa anak-anak Tuhan yang sudah meninggal dunia tidak mempunyai bagian lagi dalam peristiwa kedatangan Tuhan yang keduakalinya. Itulah sebabnya Paulus menguraikan hal itu dengan sejelas-jelasnya dalam surat Tesalonika I ini.[9] Dari tuturan ini dapat disimpulkan maksud Paulus dengan mudah yaitu ia mau menghiburkan dan menguatkan jemaat dalam penindasan, memberi penjelasan tentang soal-soal yang meragukan anggota-anggota jemaat, yakni hal-hal yang berkisar pada kedatangan Kristus kedua kalinya.[10]
Adapun tujuan lainnya adalah untuk mengungkapkan sukacita Paulus  tentang keteguhan iman dan ketekunan jemaat Tesalonika di tengah-tengah penganiaayaan, untuk mengajar mereka lebih jauh tentang kekudusan dan kehidupan yang saleh dan untuk menerangkan beberapa kepercayaan, khususnya mengenai status orang percaya yang telah mati sebelum Kristus datang kembali.[11]
1.1.4        Ciri-ciri khas Surat I Tesalonika[12]
1.      Berisi bagian-bagian penting megenai orang-orang kudus yang sudah mati, yang dibangkitkan oleh Allah ketika Kristus kembali untuk mengangkat gereja (4:13-18) dan tentang “Hari Tuhan” (5:1-11).
2.      Surat ini memberikan wawasan yang unik yaitu : mengenai kehidupan gereja tahun 50-an yang belum dewasa tetapi penuh semangat dan mengenai mutu pelayanan Paulus sebagai perintis pemberitaan Injil.
3.      Berisi petunjuk tentang kedatangan Kristus dan artinya bagi orang yang percaya.
1.1.5        Struktur Surat I Tesalonika[13]
PERTUMBUHAN SUATU JEMAAT BARU
1.      Ucapan Salam                                                             1:1
2.      Keadaan Jemaat                                                          1:2-10
Sifat Jemaat                                                     1:3
Pemilihan Jemaat                                            1:4-7
Reputasi Jemaaat                                            1:8-10
3.      Hubungan Apostolik dengan Jemaat                          2:1-3:13
Pembinaan Paulus atas Jemaat                       2:1-12
Penerimaan Paulus oleh Jemaat                      2:13-16
Keprihatinan Paulus bagi Jemaat                    2:17, 3:10
Doa Paulus bagi Jemaat                                  3:11-13
4.      Persoalan di dalam Jemaat                                          4:1-5:11
Persoalan Moralitas Seksual                           4:1-8
Persoalan Tingkah Laku Sosial                      4:9-12
Persoalan tentang Kematian                           4:13-18
Persoalan tentang Zaman dan Masa               5:1-11
5.      Penutup: Nasihat dan Salam                                       5:12-28
1.1.6        Tema Teologis I Tesalonika
Secara umum tema pokok ataupun isinya adalah mengenai 2 hal, yaitu[14]:
1.      Pujian terhadap keteguhan umat Tesalonika dalam menghadapi penindasan orang Yahudi
2.      Koreksi terhadap beberapa kesalahan dan kesalahpahaman yang timbul di antara jemaat Tesalonika.
1.2  Surat II Tesalonika
1.2.1        Latar Belakang
Tidak lama setelah surat pertama Tesalonika dikirimkan, mungkin hanya selang beberapa bulan saja Paulus lalu terasa terdesak untuk menyurat lagi kepada jemaat yang ada di Tesalonika kerena rupanya mereka telah mendapat suatu surat Paulus yang membingungkan mereka (2 Tes 2:2).[15]
Perhatian orang-orang Tesalonika terhadap kesetiaan Allah yang begitu penting itu tidak bertahan lama. Melainkan mereka mulai berspekulasi mengenai apa yang dikatakan Paulus tentang keadaan orang Kristen yang meninggal dan kedatangan Yesus untuk kedua kainya (Parousia). Paulus menulis surat lagi untuk membantu mereka menyelesaikan masalah yang muncul karena beberapa orang Kristen Tesalonika menyalahartikan bagian-bagian suratnya yang pertama.[16]
1.2.2        Penulis, Tempat, dan Waktu Penulisan
Berbicara mengenai waktu penulisan surat ini diperkirakan sekitar tahun 51 atau 52.[17] Surat yang kedua yang dituliskan Paulus di Korintus, pada tahun 52, dialamatkan pada alamat yang sama yaitu jemaat Tesalonika.[18]
Bila dilihat dari analisa yang terdapat dalam Surat 1 dan 2 Tesalonika, dapat dikatakan bahwa penulis surat ini adalah Paulus ; sebab surat yang kedua ini merupakan tanggapan atas masalah-masalah yang timbul menyusul suratnya yang pertama. Tetapi beberapa ahli mengemukakan pendapat bahwa surat tersebut begitu berbeda satu sama lain,sehingga kalau Paulus menerima salah satunya, tdak munegkin ia menulis yang lainnya. Karena 2 Tesalonika lebih pendek dan kurang komprehensif.[19]
Menurut kami para penyaji,kami beramsumsi kalau penulis surat 2 Tesalonika ini adalah Paulus. Alasannya, karena dalam 2 Tesalonika 1:1 jelas dikatakan bahwa surat ini berasal dari Paulus.
1.2.3        Tujuan Penulisan
Alasan penulisan surat ini jelas angat berbeda dengan alasan penulisan surat yang pertama. Sebab sesuatu telah terjadi di jemaat Tesalonika hingga Paulus perlu ikut campur tangan.[20] Ternyata masih ada beberapa yang salah pengertian yang perlu disingkirkan. Ada anggota jemaat yang mengambil kesimpulan bahwa kedatangan Yesus yang keduakalinya sudah begitu dekat, sehingga tak ada lagi gunanya untuk bekerja.[21]
Tesalonika rupanya menerima surat palsu yang membingungkan mereka (2 Tes 2:2). Oleh sebab itu, Paulus dengan segera mengirim surat yang kedua untuk mengoreksi kesalahpahaman mereka.[22]  Isi surat ini intinya bertujuan untuk menganggulangi masalah yang ada di jemaat Tesalonika yakni memperbaiki tentang pandangan bahwa Parousia belum tiba, dan nasihat agar jemaat berpegang pada tradisi rasuli serta tetap tenang melakukan pekerjaan.[23]
1.2.4        Ciri-ciri khas Surat[24]
1.      Surat ini berisi bagian yang paling lengkap dalam perjanjian baru mengenai pelanggaran hukum yang tanpa kendali dan penipuan pada akhir sejarah (2:3-12).
2.      Penghakiman Allah yang adil akan menyertai kedatangan yang kedua Kristus digambarkan dengan istilah apokaliptis mirip dengan Kitab Wahyu (1:6-10 ; 2:8).
3.      Kitab ini memakai istilah-istilah eskatologi untuk anti Kristus yang tidak digunakan dibagian Alktab yang lain (2:3,8)
1.2.5        Struktur Surat II Tesalonika[25]
PENGHARAPAN GEREJA                         
1.      Ucapan Salam                                                             1:1-2
2.      Pengharapan dalam Penindasan                                 1:3-12
Ucapan Syukur bagi Penindasannya              1:3-4
Penjelasan Tujuan                                           1:5
Pengharapan akan Hasil                                  1:6-10
Doa                                                                 1:11-12
3.      Penjelasan Kejadian-Kejadian                                    2:1-17
Kegelisahan Ditenteramkan                            2:1-2
Kemurtadan Diramalkan                                 2:3-7
Antikristus Dinyatakan                                   2:8-12
Iman Dikuatkan                                              2:13-17
4.      Nasihat untuk Bersiap-siap                                         3:1-15
Untuk Berdoa                                                 3:1-5
Untuk Bertekun                                              3:6-15
5.      Berkat dan Salam                                                        3:16-18
1.2.6        Tema Teologis [26]
Dalam surat kedua yang lebih singkat ini dijelaskan tiga (3) pokok utama yaitu :
1.      Jemaat dan musuh-musuhnya.
Kelihatannya jemaat mengalami penganiayaan yang makin ganas (2 Tes 1:5-12). Sebab semakin bertambah musuh-musuh mereka. Paulus mengingatkan orang-orang kristen tersebut walaupun untuk sementara waktu mereka menghadapi banyak kesulitan, Allah tetap berpihak kepada mereka.
2.      Jemaat dan masa depan.
Munculnya surat-surat palsu menambah bentuk penganiayaan yang lebih halus kepada jemaat Tesalonika. Paulus berusaha memperingatkan jemaat di Tesalonika agar tidak lekas bingung dan gelisah akan hal yang mengenai hari Tuhan (2 Tes 2:2).
3.      Jemaat dan masyarakat.
Akibat dari perhatian terhadap perstiwa-pweristiwa masa depan yang muncul di Tesalonika, beberapa orang kristen tidak lagi menjalankan hidup sebagaimana mestinya. Mereka tidak giat dalam bermasyarakat. Oleh sebab itu, Paulus sangat mengkecam dengan  keras sikap tersebut. Meskipun menghadapi beberapa masalah, jemaat Tesalonika telah belajar rahasia sejati cara hidup kristen yang telah ditunjukan Paulus kepada mereka (2 Tes 1:3).
II.                Refleksi Teologis
Dari pemaparan di atas, kami mengambil suatu refleksi dari 1 Tesalonika 5:6 dan 2 Tesalonika 3:13 tentang hal berjaga-jaga akan kedatangan Tuhan. Dari ayat ini mengingatkan kita untuk sadar bukan bermalas-malasan dalam menanti kedatangan Kristus. Kita di ajak untuk tetap berdoa dan bekerja dalam mempertanggungjawabkan kehidupan kita. Sehingga tiba akhirnya ketika Tuhan akan datang, Dia mendapati kita tetap setia di hari kedatangan-Nya nanti.

Referensi….
Chapman,Adina, Pengantar Perjanjian Baru, Bandung: Kalam Hidup, 1980.
Duyverman,M.E, Memahami Perjanjian Baru Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru,
Jakarta: BPK-GM, 2006.
Drane, John, Memahami Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM, 2003.
.....Lembaga Alkitab Indonesia, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2011.
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Yogyakarta:
Gandum Mas, 1994 .
Leon-Dufour,Xavier, Ensiklopedi Perjanjian Baru, Yogyakarta: Gandum Mas,1992.
Latuwael,Jan, Pembimbing dan Pengetahuan Perjanjian Baru I, Jakarta: Departemen
Agama, 1995.
            Tenney,Merril, Survei Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 2009.




[1] Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2009), 346
[2] M.E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 144
[3] Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2009), 346
[4] John Drane, Memahani Perjanjian Baru, (Jakarta: Gunung Mulia, 2005), 336
[5] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM,2003), 336
[6] M.E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 147
[7] .....Lembaga Alkitab Indonesia, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih 2011), 467
[8] M.E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2006),147
[9] Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, (Bandung: Kalam Hidup, 1980), 106
[10] M.E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2006),147
[11]  Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan,(Yogyakarta: Gandum Mas, 1994),1999
[12] Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan,(Yogyakarta: Gandum Mas, 1994),1999
[13] Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2009), 348-349
[14] Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Maas, 2009), 348
[15] Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, (Bandung: Kalam Hidup, 1980), 110
[16] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM,2003), 340
[17] Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan,(Yogyakarta: Gandum Mas, 1994),2008
[18] Xavier Leon-Dufour, Ensiklopedi Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Gandum Mas,1992), 558
[19] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM,2003), 341
[20]  Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 34
[21] Lembaga Alkitab Indonesia, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih 2011), 468
[22] Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, (Bandung: Kalam Hidup, 1980), 110
[23] Jan Latuwael, Pembimbing dan Pengetahuan Perjanjian Baru I, (Jakarta: Departemen Agama, 1995), 264
[24] Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan,(Yogyakarta: Gandum Mas, 1994), 2009
[25] Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Maas, 2009), 351
[26] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM,2003) , 340-341

Comments

Popular Posts